DIY Masuk Kategori Miskin, Bupati Halim: Tak Perlu Risau, Miskin tapi Bahagia
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengaku tidak risau jika DIY, termasuk Bantul, dikatakan sebagai daerah miskin karena di sisi lain Bantul memiliki indeks kebahagiaan tertinggi.
“Walaupun miskin miskin tapi bahagia. Bagi pemerintah saya sendiri tidak terlalu risau bahwa DIY dikatakan miskin mengapa saya tidak risau karena jaminan sosial yang kita sediakan untuk masyarakat miskin terus kita siapkan,” kata Halim, saat ditemui Sabtu (21/1/2023).
Advertisement
Halim mengatakan meski angka kemiskinan tinggi berdasarkan data dari Kementerian Sosial dan penghitungan Badan Pusat Statistik (BPS), namun faktanya angka kemiskinan di Bantul sulit ditemukan. Ia mencontohkan angka kemiskinan ekstrem di Bantul ada sekitar 27.510 orang berdasarkan data Kementerian Sosial.
BACA JUGA: Teroris yang Ditangkap di Sleman Residivis Narkoba, Jadi Simpatisan ISIS di Nusakambangan
Ia sudah meminta pemerintah kalurahan untuk menyisir warga miskin, namun warga miskin semua sudah tercover bantuan. “Angka 27.000-an miskin ekstrem itu dalam jumlah itu sulit, saya sudah tugaskan lurah walau ditemukan angkanya tidak sebesar yang diekspos 27.000-an,” ujarnya.
Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo yang juga sebagai ketua Satgas Penanganan Kemiskinan Bantul mengatakan dirinya mendapat amanah dari Presiden Joko Widodo dan juga Surat Nomor 401 Tahun 2022 dari Gubernur DIY untuk menangani angka kemiskinan ekstrem. Targetnya angka kemiskinan ekstrem pada 2024 mendatang menjadi nol kasus.
“Saat ini angka kemiskinan ekstrem kita 27.730 jiwa tertinggi kedua setelah Kabupaten Gunungkiudl. Jumlah miskin ekstrem tersebut menurun sedikit jika dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 27.730 orang,” kata Joko.
Joko mengaku sudah memerintahkan sejumlah organisasi perangkat daerah termasuk pemerintah kalurahan untuk mendata kembali angka kemiskinan ekstrem. “Prinsip kita penanganan kemiskinan terutama miskin ekstrem jadi fokus utama yang harus diselesaikan secepatnya karena 2024 harus nol kasus,” ujarnya.
BACA JUGA: Bupati Sleman Digugat Konsumen Pasar Godean, Ini Sebabnya...
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul, Fenty Yusdayati sebelumnya mengatakan terdapat empat kapanewon yang menjadi fokus utama pengentasan kemiskinan ekstrem, yakni Kapanewon Imogiri, Pajangan, Dlingo, dan Pleret, “Tahun depan [tahun 2023 ini] kita fokuskan kesana meski tidak melupakan kapanewon lainnya. Tapi yang menjadi sorotan terutama empat kapanewon itu,” ucapnya.
Fenty mengatakan kemiskinan ekstrem sama halnya dengan istilah kemiskinan absolut dimana warga dinyatakan miskin ekstrem ketika tidak memiliki penghasilan sama sekali sehingga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan primer, seperti lansia yang tidak memiliki penghasilan dan juga difabel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kapanewon Gamping Sleman Bentuk Satgas Pengelolaan Sampah
- Santer Kabar Ratusan Kader Membelot, Begini Penjelasan DPD PAN Sleman
- Pemkab Tegaskan Tak Ada Penyertaan Modal kepada Aneka Dharma untuk Proyek ITF Bawuran
- Warga Keluhkan Pembakaran Sampah oleh Transporter, DLH Bantul Siap Bertindak
- 2 Sekolah di Kulonprogo Ini Berpotensi Terdampak Pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA
Advertisement
Advertisement